Blogger Templates

Sabtu, 15 Desember 2012

My Sweet 16th



            Kring... Kring... Kring....
Alarmku berbunyi menunjukkan pukul 04.30 WIB. Aku bangkit dari tempat tidurku menuju kamar mandi. Setelah itu aku menunaikan ibadah sholat Subuh. Ya, beginilah rutinitasku setiap harinya.
Aku melihat hpku. Ada 2 messages tertera di layar monitor hpku. Aku membukanya. “Selamat ulang tahun, Dea J.” Aku tersenyum melihat pesan itu. Terlebih pesan itu kuterima pukul 00.01 WIB. Dan itu dari ‘dia’. Dia yang dulu mengisi hatiku, mengisi hidupku. Pesan kedua berasal dari Destu. Ya, Destu. Teman sekelasku yang baik banget terlebih soal pulsa. Hehehe. Aih Destu pagi – pagi sudah bikin orang senyum, pikirku.
“Dea.” panggil Ayah. Belum sempat aku menjawab panggilan beliau, beliau sudah terlebih dahulu masuk kamarku. “Dea, nanti anterkan buku matematika ke rumah adik sepupumu ya.” nada suara Ayah terdengar gugup dan sedikit kacau. Aku mengernyitkan dahi. Melihat seperti ada ‘sesuatu’ yang mencurigakan. “Iya, Yah.” jawabku pada akhirnya. Setelah itu Ayah keluar dan aku mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Sungguh aku tak pernah menyangka. Ayah, Ibu, dan kedua adik kembarku menungguku di ruang tamu sembari membawa kue ulang tahun lengkap dengan lilinnya. Diiringi pula oleh suara cempreng Hady Hafizh yang menyanyikan lagu “Happy Birthday.” Ahh so sweet!
Aku mencium tangan kedua orang tuaku. Ayah, Ibu, Hady, Hafizh bergantian memberi ucapan kepadaku. Suasana haru tak terelakkan lagi. Ditambah surat yang berisi nasihat dari Ayah dan Ibu. Bahagia itu sederhana, ya kan? Tiup lilin dan potong kue, tak lupa berdoa dan foto – foto tentunya adalah kado istimewa dari keluarga kecilku. Sempurna.
****
Di sekolah tidak ada yang aneh dengan sahabat – sahabat dekatku. Apa iya mereka gak mau ngerjain aku? pikirku. Ah, biarlah. Tetapi ada yang berbeda dengan XI IPA 2. Anak – anak berubah jadi jutek dan aku merasa terkucilkan. Sedih? Iyalah! Pasti! Mereka kenapa? batinku. Sampai tiba saatnya pelajaran kimia dimulai. Bu Yayuk, guru kimiaku masuk kelas dan memberikan tugas. Tugas ini dikerjakan perkelompok. Dan perkelompok terdiri dari 2 orang. Padahal sekelas ada 37 anak. Ganjil. Dan, Bu Yayuk menyuruh Ifa yang sudah jelas – jelas duduk sebangku denganku untuk mengerjakan bersama Kemal. Nah lo? Sendiri kan akunya kan? Aku sudah mencoba protes ke Bu Yayuk namun Bu Yayuk tetap pada pendiriannya. “Oke saya terima, Bu.” ujarku pasrah. Tapi, keajaiban muncul tiba – tiba. Entah bagaimana ceritanya, akhirnya aku dapat ‘pasangan’. Friska. Ya dialah malaikat penolong yang membuat aku tidak sendirian mengerjakan kimia. Sedikit lega.
Tet... Tet... Tet... Bel istirahat berbunyi. Senangnya minta ampun. Aku mengajak Ifa dan Desy untuk pergi ke kantin. Tapi mereka mengacuhkanku. Aku ngomong gak direken. Haduh bikin bad mood pol. Akhirnya aku memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahat dengan Renna.
Setelah jam istirahat selesai, aku masuk kelas dan mulai mengerjakan PR yang lupa belum kusalin. Bu Yayuk masuk kelas untuk menagih tugas tadi. “Kenapa kertasnya kurang?” sentak Bu Yayuk mengagetkanku. Akhirnya dipanggillah nama – nama anak yang tertera di kertas itu. And you know what?
Namaku dan Friska gak dipanggil dan itu buat aku deg – degan gak karuan. Aku maju ke depan untuk memberi penjelasan kepada Bu Yayuk. Lebih tepatnya pembelaan diri. Namun Bu Yayuk tetap ngotot menyalahkanku dan mengancam nilai kimiaku kosong. Nilai kimia kosong? Mau jadi apa aku? Pasti Ayah Ibu marah besar. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk meray Bu Yayuk agar mau memberi belas kasihannya padaku. Tapi hasilnya, nihil. Aku berusaha menahan mataku yang sudah mulai berkaca – kaca agar tidak meneteskan air mata. Malu. Tapi sentakan Bu Yayuk dan tatapan anak – anak kelas membuat tangisku pecah. Ah, sh*t.
“Oke, yaudah. Semoga kamu tambah dewasa ya.” ujar Bu Yayuk seraya memelukku. Diiringi dengan lagu ‘Happy Birthday’ yang dinyanyikan teman – temanku, tangisku semakin menjadi. Ah, ini sulit dipercaya. Teman – teman yang baru kukenal namun sudah begitu memerhatikanku. Mengharukan. Tiga buah kue mungil nan lucu muncul dari belakang membuatku semakin terpesona. Terima kasih IPA 2 J.
****
“Aku sudah didepan  rumahmu.” isi pesan yang kuterima. Dari Rahma. Sahabatku sejak SMP. Kebaikannya sudah tidak bisa dihitung lagi. “Ayo masuk.” ajakku. Waktu serasa tak bersahabat. Satu jam berbincang dengannya rasanya tak cukup. Dia harus pulang. “Ini buat kamu. Selamat ulang tahun.” ucap Rahma lembut. “Makasih ya.” ucapku  tersipu. Menyenangkan.
****

            2 hari kemudian...
“Dea mau ya nanti ke Detcon.” pinta Renna manja. “Males Ren. Panas nih.” ujarku ogah – ogahan. “Ayolah. Please.” Pinta Renna memelas. “Oke deh aku ikut.” jawabku pasrah. “Horeeee.” teriak Renna puas dengan jawabanku. “Kamu sama Ifa ya. Aku sama Diyah. Oke?” pinta Renna sedikit memaksa. “Oke terserah kamu aja.” jawabku. “Kamu ikut juga ya Fir.” Pintaku sedikit memaksa ke Efira. “Em, gimana ya?” jawab Efira ragu. “Ayolah.” Pintaku memelas. Berkat sedikit jurus rayuanku Efira akhirnya mengiyakan ajakanku. Yes, batinku senang.
Aku berangkat terlebih dahulu daripada yang lainnya. Sesampainya disana aku masuk dahulu bersama Ifa. “Ren kamu dimana?” tanyaku. “Iya sebentar ini di parkiran.” ujar Renna diujung sana. “Oke cepetan.” ujarku. 10 menit belalu. Kemana mereka semua? Parkiran sebelah mana? Lama sekali? Tak sabar, aku menelpon Renna lagi. “Renna kamu dimana sih?” ujarku sedikit geram. “Iya iya ini lo sebentar dong.” ujarnya santai. “Cepetan!” ujarku sedikit membentak.
“Aduh anak – anak kemana sih? Bosen nih. Kamu sadar gak sih kita udah bolak – balik dari sini berapa kali.” ujar Ifa mulai mengomel. “Iya aku juga bosen, sebel, capek. Anak – anak ini sebenernya kemana sih?” ujarku mulai emosi. “Nah itu tuh anak – anak tuh.” ujar Ifa. “Kalian darimana aja sih? Kita berdua nungguin dari tadi. Kita mondar – mandir didepan pintu masuk kayak orang gila. Gak jelas tujuannya. Nyebelin ah.” omelku panjang lebar. “Iya maaf.” ucap mereka santai. Aku hanya mengeram. Dalam hati.
Waktu berlalu, menunjukkan pukul 17.00 WIB. “Ayo pulang rek.” Rengekku kepada mereka. “Oke ayo pulang.” ujar mereka. “Sebentar aku mau ke toilet.” ujar Diyah seraya berlari. Efira mengejarnya. “Aduh itu kenapa kejar – kejaran sih?” tanyaku heran. “Kebelet kali.” ujar Renna sambil terkekeh. Tiba – tiba Ifa pun berlari menyusul Efira dan Diyah. Aku melihat mereka berlari membawa sebuah kotak. Aku melirik ke arah Renna dan menemukan keusilan disana. “Rennaaaa.” teriakku tersipu. “Ayo kesana yuk.” ujar Renna seraya menarik tanganku. “Happy Birthday to you. Happy birthday to you...” lagu itu terdengar untuk yang ketiga kalinya. Ahh teman – teman. “Ini dari atlantis.” ujar Renna da Diyah bersamaan. Ya, atlantis. Atlantis adalah nama untuk persahabatan mereka berdua. Nama yang unik. “Ah makasih teman – teman.” ucapku tersipu. Terima kasih Atlantis J .
****
Tit... Tit... Hpku berbunyi. Ada sebuah message. “Rek, urunan lagi ya. Udah tak pesenin kuenya. Besok pas pulang sekolah dirayain. Oke?” ujar si pengirim pesan. Aku terperanga melihat isi sms tersebut. Terlebih yang mengirim adalah Ifa. Semenit kemudian tawaku meledak. Ifa, Ifa.
Esoknya...
“Jangan bilang ke anak – anak ya kalo kamu udah tau tentang rencana ini. Please. Nanti anak – anak marah ke aku.” pinta Ifa memelas. Aku terperanga. Seneng, heran, geregetan, sebel bercampur jadi satu. Kenapa Ifa harus se blak-blakan gini sih? batinku. “Oke.” jawabku singkat.

****
“Happy Birthday to you. Happy birthday to you...” Efira, Dita, Nadhira dan Ifa muncul tiba – tiba dihadapanku. Setengah senang setengah kaget. Mereka benar – benar merayakan sepulang sekolah. Dan ini konyol! Hahaha. Aku tertawa melihat mereka semua terlebih ketika melihat Ifa. Dan aku diam demi menyelamatkan muka Ifa dihadapan teman – temanku lainnya. Konyol. Hahaha.
“Selamat ulang tahun J” ucap Desy. Lalu mereka berenam bergantian menyalamiku. Aku serasa berada di pelaminan. Hahaha konyol. “Rek, kalian mau tau sesuatu gak?” ucapku. “Apaan?” jawab mereka. Ku lirik wajah Ifa yang mulai memucat, takut rahasianya terbongkar. Namun dengan segala ketegaanku, aku membongkar semuanya. Dan terjadilah ‘perang Gaza II’. Muka kita berenam semua hancur berantakan. Satu sama lain saling ‘menggoreskan’ cream kue ke muka yang lainnya. Dan setelah itu yang ada hanya tawa lepas. Aku bahagia. Sangat teramat bahagia. Terima kasih cipirnomonely J .
****
Semua orang memberiku kesan. Dengan cara mereka masing- masing. Aku tidak akan lupa. Bagaimana setiap orang menyayangiku. Cara mereka membuatku tumbuh, hingga sebesar ini.
****

2 komentar:

  1. Hahaha konyol pek ((y)ˆ⌣')(y)

    BalasHapus
  2. hehee :)) terima kasih juga kadonya :) terima kasih juga cintanya<3

    BalasHapus